Aisyah R.A. (juga) mengatakan,
“Rasulullah SAW memerintahkan padaku agar aku minta ruqyah dari pengaruh ‘ain ( mata yang dengki ).”
( HR Muslim )
Jabir Bin Abdullah r.a. berkata,
“Seseorang di antara kami disengat kalajenking. Kemudian Jabir berkata, “Wahai Rasulullah apakah saya boleh meruqyahkannya? Maka beliau bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang sanggup memberikan manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah”
( HR. Muslim )
Dari Abu Sa’id Al-Khudhri r.a.,
Jibril mendatangi Nabi SAW, lalu berkata, “Wahai Muhammad apakah engkau mengeluh rasa sakit?” Beliau menjawab, “Ya!” Kemudian Jibril meruqyahnya , “Bismillahi arqika, min kulli syai’in yu’dzika, min syarri kulli nafsin au ‘aini hasidin, Allahu yasyfika, bismillahi arqika” ( “Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala hal yang menyakitimu, dan dari kejahatan segala jiwa manusia atau mata pendengki, semoga Allah menyembuhkan kamu, dengan nama Allah saya meruqyahmu”)
( HR Muslim )
Nabi Muhammad SAW meruqyah dirinya sendiri tatkala hendak tidur dengan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas lalu beliau tiupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian usapkan ke seluruh tubuh terjangkau oleh kedua tangannya. (HR Al-Bukhari )
Aisyah R.A. berkata, “Biasanya Rasulullah SAW apabila ada seorang yang mengeluh rasa sakit, beliau usap orang tersebut dengan tangan kanannya, kemudian berdoa, “Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah kerana Engkaulah pemberi penyembuh, tiada kesembuhan selain kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada meninggalkan penyakit”
( HR Muslim )
Uthman Bin Abil ‘Ash R.A. datang menemui Rasulullah SAW mengutarakan rasa sakit pada tubuhnya yang dia rasakan semenjak masuk Islam,
kemudian Rasulullah SAW berkata,
“Letakkan tanganmu pada tempat yang terasa sakit, kemudian bacalah “Bismillahi” ( dengan menyebut nama Allah ) tiga kali, dan bacalah “A’uzu billahi wa qudrotihi min syarri ma ajidu wa uhadziru” ( aku berlindung dengan Allah dan dengan qudrat-Nya dari kejahatan yang aku dapati dan yang aku hindari ) tujuh kali.”
( HR. Muslim )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perlihatkan kepadaku ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama tidak ada unsur syirik”
( HR. Muslim )
Peristiwa meminta ruqyah di zaman Nabi
(MUSLIM – 4076) : Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim; Telah menceritakan kepada kami Rauh bin ‘Ubadah; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij; Telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia telah mendengar Jabir bin ‘Abdillah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membolehkan bagi Bani ‘Amru untuk meruqyah dari gigitan ular. Kemudian Abu Az Zubair berkata; Dan aku mendengar Jabir bin ‘Abdillah berkata; seekor kalajengking menggigit seseorang di antara kami, yang waktu itu kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu orang itu berkata; ‘Ya Rasulullah, ruqyahlah saya! Kemudian beliau bersabda: ‘Barangsiapa yang bisa memberi manfaat kepada temannya maka lakukanlah !!!
‘Dan telah menceritakan kepadaku Sa’id bin Yahya Al Umawi Telah menceritakan kepada kami Bapakku Telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij melalui sanad ini dengan Hadits yang serupa. Namun dia berkata; ‘Maka salah seorang di antara mereka berkata; ‘Ruqyahlah dia ya Rasulullah.’
(AHMAD – 14699) : Telah bercerita kepada kami Hasan telah bercerita kepada kami Ibnu Lahi’ah telah bercerita kepada kami Abu Az-Zubair dari Jabir ‘Amr bin Hazm dipanggil seorang wanita dari Madinah yang terkena sengatan ular agar dia meruqyahnya. Namun dia menolaknya.Hal itu disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, lalu beliau memanggilnya.’Amr berkata; Wahai Rasulullah, dahulu anda pernah melarang ruqyah. Beliau bersabda: “Bacakan hal itu kepadaku”, lalu dia membacanya, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Tidak mengapa, sebab ruqyah pada hakikatnya adalah penawar (pelindung).”